Sunday, Aug 3, 2025

Dr. Muchlas Paparkan Makna Filosofis Deep Learning

monitorday.com | Ilmu tidak bisa didapatkan dengan instan. Seperti kata Imam Syafi’i, ada enam syarat untuk memperoleh ilmu: kecerdasan, keinginan yang kuat, kesungguhan, biaya, dekat dengan guru, dan waktu yang panjang. Konsep ini tetap relevan dalam dunia pendidikan modern, terutama dalam menghadapi tantangan era digital.

Dr. Muhammad Muchlas Rowi, Staf Khusus Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Bidang Transformasi Digital dan Kecerdasan Artifisial, menegaskan pentingnya pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning). Ia menyoroti bahwa pembelajaran mendalam bukanlah kurikulum baru, melainkan strategi untuk menciptakan proses belajar yang bermakna, menggembirakan, dan berbasis pengalaman. Konsep ini tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga pada pengembangan karakter dan keterampilan holistik.

Pembelajaran mendalam mendorong anak untuk memahami dan menerapkan ilmu dalam kehidupan nyata. Sebuah contoh nyata adalah seorang anak yang, berkat pemahamannya dalam geografi, mampu menyelamatkan banyak orang dari bahaya tsunami. Kebermaknaan seperti ini yang ingin ditanamkan melalui pembelajaran mendalam: ilmu yang bukan hanya sekadar teori, tetapi juga dapat diaplikasikan secara praktis.

Peran guru dalam pendekatan ini sangatlah krusial. Guru bukan sekadar penyampai materi, tetapi juga inspirator dan role model bagi siswa. Guru yang baik bukanlah yang hanya mengulang materi tahun demi tahun, melainkan yang terus mengembangkan kompetensinya dan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan. Oleh karena itu, peningkatan kualitas guru menjadi faktor utama dalam suksesnya pembelajaran mendalam.

Selain itu, kecerdasan buatan (AI) dan teknologi digital juga memiliki peran besar dalam pendidikan masa depan. Dengan bimbingan yang tepat, teknologi dapat menjadi alat yang mendukung pengembangan potensi anak secara optimal. Tantangannya adalah bagaimana guru dapat memanfaatkan teknologi ini untuk memperkaya proses pembelajaran, bukan sekadar mengulang metode lama dalam format digital.

Untuk menghasilkan lulusan yang kompetitif, pembelajaran mendalam menanamkan enam kompetensi global: karakter, kewarganegaraan, kolaborasi, komunikasi, kreativitas, dan pemikiran kritis. Konsep 4C+2C ini menjadi fondasi dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki keterampilan yang relevan dengan dunia modern.

Dengan pendekatan yang tepat, pendidikan dapat menjadi alat yang benar-benar membangun masa depan anak-anak. Pembelajaran mendalam bukan sekadar strategi, tetapi juga filosofi yang memastikan bahwa ilmu yang dipelajari tidak hanya dihafalkan, tetapi juga dipahami dan diterapkan dalam kehidupan nyata. Masa depan pendidikan ada di tangan kita—dan pendekatan inilah yang dapat membawa perubahan nyata.

Diterbitkan monitorday pada 28 Maret 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *