Sunday, Aug 3, 2025

Monpai.id: Mimpi AI Lokal di Tengah Hegemoni Global

Di tengah gelombang besar pengembangan kecerdasan buatan global, lahir sebuah terobosan dari Indonesia yang menawarkan pendekatan berbeda. Bukan dengan ambisi menjadi mesin serba tahu, melainkan hadir sebagai mitra yang peka: Monpai.id.

Adalah Muhammad Muchlas Rowi, lulusan filsafat Universitas Gadjah Mada, yang menggagas platform ini. Monpai.id, katanya, bukan sekadar chatbot biasa melainkan platform AI assistant yang dapat dilatih dan disesuaikan dengan kebutuhan serta karakteristik pengguna. Ia membayangkan masa depan kecerdasan buatan yang tidak dingin dan mekanis, tetapi bisa menjadi partner kerja yang kontekstual dan memahami manusia.

Muchlas mulai serius menekuni AI setelah menghadiri Konferensi AI Dunia di Las Vegas pada 2024. Di sana, ia mendengar langsung peringatan Geoffrey Hinton soal potensi ancaman AI yang tak terkendali.Sejak itu, dia tergerak untuk membangun AI yang tidak hanya cerdas secara teknis, tetapi juga peka secara etis. Ia meyakini bahwa personalisasi adalah masa depan AI—dan Monpai.id adalah langkah konkret menuju arah itu.

“Kami percaya masa depan AI bukan yang tahu segalanya, tapi yang tahu siapa kamu,” ujarnya.Alih-alih mengikuti jejak AI generik global yang terkesan kaku dan tidak mengenal konteks lokal, Monpai.id menawarkan sesuatu yang lebih membumi.

Menurutnya, banyak pengguna merasa bahwa AI hari ini terlalu jauh dari kebutuhan nyata mereka dimana tidak mengenali konteks lokal, tidak paham preferensi personal, dan terlalu kaku dalam merespons. Maka Monpai hadir untuk memberi alternatif: AI yang bisa dilatih secara spesifik dan menyatu dengan identitas penggunanya.

Monpai.id dibangun dengan pondasi teknologi terdepan. Di balik tampilannya yang sederhana, platform ini terintegrasi dengan berbagai large language model (LLM) ternama seperti GPT-4, Gemini, dan Anthropic Claude. Dengan demikian, pengguna dapat memilih model AI yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.

Kemampuan Monpai tidak berhenti di teks. Ia juga mampu menganalisis dokumen dan gambar, memproses voice message, dan merespons dalam berbagai bentuk interaksi.

“Fitur ini menjadikan Monpai bukan hanya sebagai asisten digital biasa, melainkan co-worker digital yang multifungsi,” tambahnya. Monpai.id membedakan dirinya melalui kemampuan untuk belajar secara kontekstual.

“Chatbot ini tidak hanya menjawab pertanyaan, tetapi belajar dari interaksi dan preferensi penggunanya. Keunggulan personalisasi ini memberi pengalaman yang jauh lebih relevan dibandingkan AI generik,” kata Muchlas.

Keunggulan lain Monpai adalah fleksibilitas integrasinya. AI ini bisa disematkan ke berbagai platform seperti website, media sosial, bahkan WhatsApp. Platform ini juga menyasar penggunaan di sektor layanan pelanggan, pendidikan, hingga lembaga pemerintahan.

Dengan fitur chatbot yang bisa dibentuk sesuai karakteristik tugas, pengguna bisa menciptakan asisten khusus seperti ‘TanyaHukumAI’, ‘TanyaKangUstadz’, ‘AsistenGuruIPA’, atau ‘CS Klinik Digital’,” jelasnya.

Diterbitkan swa.co.id pada 23 Juni 2025

https://swa.co.id/read/460891/monpaiid-mimpi-ai-lokal-di-tengah-hegemoni-global

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *