Tuesday, Jul 1, 2025

Muchlas Rowi: Reskilling dan Upskilling Guru SMK adalah Kunci Masa Depan Pendidikan Vokasi

Depok, Jawa Barat – Dalam era disrupsi teknologi dan pesatnya perkembangan kecerdasan artifisial (AI), tenaga pendidik dituntut untuk bertransformasi. Hal ini disampaikan oleh Dr. M. Muchlas Rowi, Staf Khusus Menteri Bidang Transformasi Digital dan Kecerdasan Buatan, dalam pelatihan peningkatan kompetensi guru SMK yang digelar di Depok, 22 April 2025.

Menurut Muchlas Rowi, yang juga menjabat sebagai Komisaris Independen PT Jamkrindo dan dosen hukum Universitas Borobudur Jakarta, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mempersiapkan sumber daya manusia unggul di era digital. “Sistem pendidikan formal saat ini belum mampu menjawab seluruh kebutuhan industri digital yang berkembang sangat cepat. Oleh karena itu, reskilling dan upskilling menjadi langkah strategis untuk menutup kesenjangan talenta yang terus melebar,” tegasnya.

Muchlas menyoroti pentingnya reskilling (pembelajaran keterampilan baru) dan upskilling (peningkatan keterampilan yang sudah ada) bagi guru SMK. Ia menekankan bahwa guru tidak bisa lagi sekadar mengandalkan pengetahuan lama. “Guru SMK harus menjadi role model yang mampu mengintegrasikan teknologi, terutama AI, ke dalam pembelajaran. Mereka bukan hanya pengajar, tapi jembatan ke dunia industri,” jelasnya.

Ia juga menyinggung fakta bahwa hanya 20% guru SMK saat ini berasal dari latar belakang kejuruan. Padahal, dengan 128 konsentrasi keahlian di SMK, masing-masing bidang menuntut keahlian spesifik yang terus berubah mengikuti kebutuhan industri dan kemajuan teknologi.

Kementerian Pendidikan telah menetapkan Koding dan Kecerdasan Artifisial sebagai mata pelajaran pilihan sejak SD kelas 5 hingga SMK kelas 12. Namun, menurut Muchlas, kebijakan ini tidak akan berjalan optimal tanpa kesiapan para guru. “Transformasi pendidikan vokasi tidak dimulai dari kurikulum. Ia dimulai dari guru yang mau belajar, berubah, dan berkembang,” pungkasnya.

Muchlas mengajak seluruh guru untuk melihat reskilling dan upskilling bukan sebagai beban, tapi sebagai investasi masa depan. “Kompetensi guru bukan sekadar tuntutan administrasi, tapi cermin dari masa depan pendidikan kita,” ujarnya dalam penutupan sesi pelatihan yang diikuti ratusan guru SMK se-Jawa Barat.

Pelatihan ini menjadi bagian dari upaya besar membangun pendidikan vokasi yang tangguh, adaptif, dan siap menyongsong Indonesia Emas 2045, di mana kecerdasan artifisial akan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *