Warga Garut di tahun 80-an selalu merasakan kegembiraan kala kereta api tiba di Stasiun Cibatu. Sebuah stasiun yang juga dikenal sebagai salah satu depo lokomotif uap terbesar se-Jawa dan Sumatera.
Ada banyak kenangan dan juga cerita menarik tentang Stasiun Cibatu. Termasuk bagi Charlie Chaplin yang pernah berkunjung ke Garut di tahun 1927.
Ketertarikan Charlie kepada Garut disebabkan oleh kepopulerannya sebagai tempat yang memiliki Stasiun Kereta yang sangat besar dan legendaris di Hindia Belanda. Selain itu, juga karena tanggal peresmian stasiun ini sama dengan hari lahirnya.
Kabar kedatangan Charlie Chaplin rupanya diketahui warga Garut dari para pelancong pribumi dan Eropa yang kerap datang ke Garut. Sontak warga Garut pun mendadak heboh.
Siang itu, saat matahari bersinar terik, kereta yang ditumpangi Charlie Chaplin tiba di Cibatu. Kedatangannya disambut antuasias oleh warga Garut. Mereka berdiri rapi di mulut Stasiun. Sesaat setelah batang hidung pemeran film bisu itu terlihat, mereka berebut posisi untuk melihat aktor kesohor itu.
Warga Garut sempat pangling, lantaran Charlie Chaplin tiba dengan wajah aslinya. Ia tak berpenampilan seperti biasanya. Wajah polosnya terlihat sempurna, tanpa makeup sedikit pun. Kumis dan topi khasnya juga tak ia kenakan. Ia datang dengan setelan jas biasa, dan topi yang mirip mandor perkebunan.
Charlie Chaplin sangat terkesan dengan Garut. Selain karena alamnya yang indah, juga hidangan sate dombanya yang khas. Katanya karena punya khasiat menambah kejantanan.
Entah betul atau tidak, yang pasti Charlie Chaplin sempat kembali ke Garut pada tahun 1935. Warga Garut kembali berbondong-bondong ke Stasiun Cibatu. Menunggu kereta tiba.
Sejak saat itu, warga Eropa makin banyak yang pelesiran ke Garut. Penginapan-penginapan di sekitar stasiun penuh sesak. Ekonomi Garut tumbuh. Warga Garut pun selalu punya alasan untuk menunggu kereta tiba.
Termasuk bagi orang-orang seperti saya, yang sempat menghabiskan masa kecil di Garut alias Swiss in Java di era 80-an. Terutama di bulan puasa, karena kereta terakhir di sore hari jadi penanda datangnya waktu berbuka.
Ditandai suara keras dari cerobong asap lokomotif, para pelancong, pekerja, pedagang, atau anak-anak seperti kami yang cuma ngabuburit di dalam kereta tiba saat senja.
Entah bagaimana ceritanya, bunyi cerobong asap lokomotif juga dijadikan penanda waktu imsak. Katanya, itu upaya pihak stasiun mengakomodir permintaan warga sekitar yang meminta suara dari cerobong asap juga dibunyikan tatkala waktu imsak tiba.
Untuk sekian lama, kereta api mendapat tempat di hati masyarakat Garut. Hingga akhirnya, kereta api Jalur Bandung-Garut berhenti beroperasi di tahun 1983. Stasiun Cibatu mendadak sepi, mengubur kenangan kami soal kereta api. Garut pun tak lagi dikenal karena Stasiun Cibatu. Namun karena keindahan alam, makanan khas seperti dodol, atau jaket kulit favorit para rider.
Kamis, 23 Maret 2022, kereta api kembali tiba. Ditandai dengan peresmian Stasiun Garut oleh Menteri BUMN Erick Thohir, beserta Menteri Perhubungan Budi Karya dan Bupati Kabupaten Garut. Memantik kembali ingatan kita soal Stasiun Legendaris di Garut.
Tanpa banyak kata, mereka berhasil menghidupkan kembali jalur mati kereta jurusan Bandung-Garut. Itu artinya, mudik dari Jakarta bisa langsung ke Garut menggunakan kereta.
Hari ini, ingatan itu pun kembali. Lantaran jalur legendaris ini secara resmi dihidupkan kembali oleh pemerintah. Kolaborasi Kementrian BUMN, Kemenhub dan Pemerintah Kabupaten Garut.
Reaktivasi jalur kereta ini tentu juga mengingatkan kita kembali kepada janji kampanye Pak Jokowi ketika berkampanye di Garut. Ia berjanji akan mengidupkan 4 jalur mati kereta di Jawa Barat, salah satunya Cikajang (Bandung) – Cibatu (Garut).
Sebagai bagian dari warga Garut, saya sangat berterimakasih kepada Menteri BUMN Erick Thohir, Menhub Budi Karya, teman-teman saya di jajaran Direksi dan Dekom PT KAI, yang telah membantu merealisasikan janji Presiden Jokowi untuk memastikan konektivitas seluruh daerah dan mempersatukan Indonesia.
Jika hanya menggunakan kacamata bisnis, tentu saja upaya seperti itu tidaklah masuk hitungan. Namun, bagi negara tentu bukan cuma itu alasannya.
Ini lebih sebagai kewajiban pemerintah untuk mengatasi persoalan perekonomian, melayani kepentingan umum dan membuka akses pemerataan. Kereta api memungkinkan orang, barang, dan jasa bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain secara lebih cepat dan efisien.
Perannya sangat penting baik dalam proses produksi maupun distribusi komoditas ekonomi. Sama seperti internet, listrik, dan air yang menjadi elemen penting proses produksi.
Apalagi jika dihubungkan dengan apa yang saat ini booming disebut ekonomi digital. Keberadaaan kereta api akan mendorong terjadinya peningkatan produktivitas bagi faktor-faktor produksi. Kereta api juga membantu memperbaiki rantai pasok (supply chain).
Pun begitu dalam konteks pemulihan ekonomi, pembangunan infrastruktur kereta api merupakan salah satu kebijakan yang dapat mendorong pembangunan ekonomi inklusif. Karena selain dapat memudahkan aktivitas ekonomi, transportasi kereta api juga dapat menciptakan konektivitas.
Sebagai pecinta kereta api, saya setuju jika moda transportasi ini yang paling ternyaman dan teraman. Itulah mengapa kereta api selalu layak ditunggu hingga tiba.